Kutunggu pelanginya, ternyata gerimis lagi. Qadarullah
Satu tahun lalu, tepatnya Juli 2024, Omar pertama kali mendapatkan diagnosis sebagai anak Gifted. Dan tahun ini, baru aja aku merasa "Wah enak ya, alhamduillah. aku sudah bisa mindfull dalam mendampingi Omar. Anaknya udah gak tantrum, makin paham kalau dikasih arahan, udah gak drama". Pokoknya lagi tenang dan bahagianya lah iniii...
Eh tiba-tiba... dar der dor lagi🥹
Suatu siang, tanggal 9 Juni 2025, Omar tiba-tiba cerita kalau dia bisa melihat jin. OMAR BISA MELIHAT JIN!!!! 😫 apalagiii ini pikirku. Aku sama ayahnya langsung tatap-tatapan, penuh tanda tanya. Jin apa ini? Masa iya anak ini bisa lihat jin?
Soalnya, waktu aku usia 7 tahun, pernah ngintilin jin yang menyerupai seseorang hingga aku jatuh dari lantai 2. Eyangnya Omar, alias mamaku, dari dulu juga udah mewanti-wanti, takutnya Omar juga punya "kemampuan melihat". Jadi.. aku kaget tapi gak kaget.
Tapi POV-ku sebagai orangtua dari anak neurodivergent jelas beda.
Oke, aku ceritain dulu deh.. jin versi Omar ini.
Waktu itu, kami bertiga mau jalan-jalan. Rumah kami dua lantai, jadi kami bertiga turun tangga bareng-bareng. Sampai di bawah, aku baru ingat kalau HP ketinggalan. Jadi aku naik lagi ke atas, sementara Ayah dan Omar menunggu di meja makan lantai 1.
Karena aku cukup lama di atas, Ayah akhirnya meminta Omar untuk menjemputku. Omar pun naik, lalu kami turun tangga bersama. Nah pas kami melewati tangga, tiba-tiba Omar bilang, "Bunda, aku melihat jin yang menyerupai ayah." Mataku langsung membelalak. HAH?!
Begini reka adegannya :
Jujur aku kaget banget!
Saat itu juga, aku langsung sampaikan ke ayah. Omar menceritakannya dengan detail. Nada bicaranya sangat meyakinkan, gak ada perubahan sama sekali dalam kalimat-kalimatnya. Konsisten.
Berkali-kali aku dan Ayah bertanya ulang, tapi jawabannya selalu sama persis seperti saat pertama kali dia cerita.
Karena agenda kami hari itu jalan-jalan, yaudah kami memutuskan untuk menunda memikirkan cerita itu.
Eh ternyata, di perjalanan Omar cerita lagi.
Kali ini dia bilang "Ini yang kedua. Dulu aku pernah lihat juga jin yang asli. Matanya merah, bertanduk. Siang-siang di atas kepala Bunda. Serem banget" [cerita hantu 2].
Begini kira-kira penampakan [cerita hantu 2]. Omar bilang "Dia ngincerin aku". |
Karena aku merasa ada yang gak beres, aku langsung curhat ke grup homeschoolingnya Omar. FYI, grup ini isinya guru dan piskolognya Omar.
![]() |
chat bundamar ke grup tentang [cerita hantu 1] |
Bu evi (psikolognya Omar) meminta Omar untuk mengambar wujud hantu atau jin yang dia lihat.
Dan... begini gambarannya :
Matanya merah. Bertanduk seperti kerbau. Garis itu adalah kasur. |
Yang dicoret-coret itu Omar menjelaskan "mungkin bawahnya ini ada ekornya. Tp ketutupan kasur." |
Jujur ya, aku sempet ragu. Ini anak ngarang deh kayaknya. Atau dia serius? Di pikiranku, malah muncul pemikiran aneh. "Duh.. mending jin deh... daripada ini ternyata ada kaitannya sama kondisi psikologisnya"
Respon Omar gak ada yang perlu dikhawatirkan menurutku, karena dia abaikan dan cuma taawudz aja katanya. Tentang [cerita hantu 2], jujur Bunda juga gak inget kapan itu terjadi. Tapi kata eyangnya, Omar pernah menceritakan hal yang sama waktu video call. Kami menyelidiki dari buku, video, iklan dan media mana Omar melihat gambar itu, dia jawab "gak dari mana-mana. Ya aku tau aja."
Setelah mengirimkan gambar, Bu Evi menanyakan beberapa pertanyaan :
Beberapa pertanyaan dari Bu Evi |
ini jawaban bundamar |
keluhan Omar tentang teman masa kecilnya yang berubah menurut dia |
Respon Bu Evi cuma "Hmm bicara tentang generasi". Dan emang iya, akhir-akhir ini dia merasa bukan anak-anak. Omar ini masuk ke generasi orang dewasa katanya. Waktu mau playdate sama teman masa kecilnya aja, yang dibawa bukan mainan tapi tabel periodik. Pfft
Dari sisi psikologis ada beberapa kemungkinan, termasuk secara klinis. Akhirnya kami diminta untuk datang ke Klinik Klik Psikolog milik Bu Evi, untuk melakukan pengecekan terhadap Omar.
Tepat besoknya, 10 Juni 2025, kami datang ke klinik untuk melakukan pengecekan omar. sekalian tes IQ berulang, observasi kesiapan sekolah juga (apakah sudah bisa sekolah formal), dan juga terkait JIN ini apakah ada masalah klinis.
Hari itu 2 jam Omar di dalam ruang psikolog bersama Kak Tiara.
Seminggu berlalu.... begini hasilnya :
Juli 2024 Omar tes IQ menggunakan metode skala wechsler di Manda Center Bogor jadi tahun ini menggunakan metode yang sama untuk perbandingan.
hasil tes IQ Juli 2024 di Manda Center Bogor |
Hasil tes IQ 10 Juni 2025 |
Yang di highlight adalah :
- Full IQ naik dari 139 ke 146
- Verbal IQ naik dari 134 ke 147
- Performance IQ turun dari 137 ke 136
- Hasil tes IQ 10 Juni 2025, ada selisih antara Verbal dan Performance yaitu 147-136 = 11 poin.
Untuk kenaikan IQ, tidak ada catatan khusus karena ya memang Omar bertumbuh secara kognitifnya secara cepat. Namun, selisih 11 poin ini menunjukkan ada "masalah". Dari hasil observasi tersebut, Omar disarankan untuk :
- Tetap melanjukan homeschooling di @hs.sekolahku, karena Omar membutuhkan kurikulum individual yang disesuaikan dengan kebutuhan Omar.
- Offline class 3x seminggu = kebetulan di tahun ajaran baru, @hs.sekolahku memiliki program offline school. Harapannya, Omar bisa berteman dengan anak usianya namun tetap dalam pengawasan penuh guru yang paham tentang bagaimana Omar
- Terapi social skill
Jadi, secara garis besar, Alhamdulillah tidak ada masalah klinis terkait melihat Jin ini. Kemungkinan halusinasi sudah tercoret, alhamdulillah lega. Tapi, kemungkinannya adalah Omar tidak bisa menyesuaikan diri di lingkungan pertemanan, sehingga dia membuat obrolan yang bisa fit in ke lingkungan.
Alhamdulillahnya, Omar dibersamai dengan lingkungan yang memahaminya jadi ada beberapa rem-rem yang harus dilakukan agar tidak hanyut ke dalam rencana masa depan dia.
Gimana mau fit in di lingkungan pertemanannya, obrolan Omar akhir-akhir ini sangat sangat dewasa. Omar sudah membicarakan tentang cita-cita masa depan dengan sangat detail. Bisa membuat rencana perjalanan touring antar negara. Membahas dan kegiatan apa yang akan dilakukan bersama Ayah, Bunda, Istrinya dan anaknya. Bahkan Omar sudah membicarakan akan menjemput anaknya nanti menggunakan mobil apa. Kalau baca ini, kalian pasti ingat bocah yang viral karena membicarakan obrolan masa depan. Dan itulah Omar saat ini😆
Selain soal kurangnya kemampuan untuk fit in di lingkungan, ada kemungkinan terkait kecemasan berlebih. Lalu ketakutan itu dia percayai dan diceritakan kepada orang tersayang (ortu) agar kecemasannya berkurang karena ortu memberikan ketenangan. Karena Omar memang memiliki masalah kecemasan yang cukup tinggi dibanding anak seusianya. Jadi gaboleh dikesampingan kemungkinan ini.. sambil di evaluasi lagi.
Nah PR terbesarnya Omar tahun ini masih sama dengan tahun lalu, yaitu RESILIENSI!
Ketika Omar merasa itu sulit, dia memilih untuk tidak mengerjakannya.
Seperti Video ini 😂
—
Jadi kalau kamu merasa relate dengan ceritaku, bawa anak ke Psikolog ya bukan ke dukun / kyai 😣
Yang aku takutkan juga, kebiasaan berbohong / ngarang cerita ini berlanjut kalau ga kita atasi masalah utamanya.
—
Seperti judul cerita ini, kukira sebentar lagi melihat pelangi, eh ternyata gerimis datang lagi🌦️
Alhamdulillah...
Ada beberapa banyak catatan yang sebenarnya ingin Bundamar bagikan, insyaAllah di Instagram ajaa
Semangat Ayah, Bunda dan Omar! Tahun Ajaran baru ini mudah, lancar, dan selalu dalam perlindungan Allah Subhanahu wa Ta'ala❤️__________________
Bingung pilih sekolah? Apakah anak sudah siap sekolah? Persiapan aja terkait sekolah?
Komentar
Posting Komentar